Kopri PMII dan Gerakan Edukasi Covid-19

 

Sahabia Nurmuhniyanti M. Hubaib, Pengurusan Komisariat PMII UNG.
(Foto Istimewah)


Penulis: Nurmuhniyanti M. Hubaib

Indonesia merupakan salah satu Negara yang merasakan dampak buruk dari penularan Covid-19. Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh korona virus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2).

Wabah penyakit Covid-19 pertama kali menyebarluaskan penularan di Negara China khususnya daerah Wuhan pada akhir Tahun 2019. Wabah penyakit ini menjadi suatu permasalah yang mendunia. 

Kasus positif Covid-19 di Indonesia mulai terdeteksi sejak tanggal 02 Maret 2020. Hanya dalam waktu sebulan virus corona sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat sebagai provinsi paling terpapar. 

Merespon itu Pemerintah Indonesia dan daerah mengambil langkah dengan menerapkan Pembatas Sosial Berskala besar (PSBB) di berbagai wilayah di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, pemerintah kembali mengambil keputusan untuk melakukan Pembatas ketat di tangah masyarakat. 

Sektor pendidikan pun merasakan dampak dari wabah ini, hal ini ditandai dengan dibuatnya kebijakan proses pembelajaran yang dilakukan secara online. Tidak sampai disitu, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah maupun masyarakat karena wabah pandemi Covid-19 ini. 

Dimasa transisi di Negara Indonesia. Misalnya saja, tingkat pengangguran yang semakin meningkat. Aktivitas masyarakat yang terbatasi, sehingga berakibat pada perekonomian Indonesia. Indonesia tidak boleh larut dalam permasalahan di tengah pandemi Covid-19 ini. 

Seiring berjalanya waktu, beberapa daerah di Indonesia telah menerapkan kehidupan baru atau biasa disebut New Normal. Aktivitas masyarakat yang kembali dibuka tentu tetap memperhatikan protocol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Meski begitu, penerapan protokol kesehatan juga masih menjadi kendala yang sering dihadapi oleh pemerintah maupun orang-orang yang berperan penting dalam penanganan Covid-19.

Penyebab utamanya adalah suatu kebiasaan masyarakat yang harus diubah dan penyesuaian diri dengan lingkungan yang baru. 

Kebiasaan masyarakat yang dimana masih berkerumunan, tidak terbiasa menggunakan masker saat keluar rumah, dan masih jarang mencuci tangan setelah memegang sesuatu. 

Suatu permasalahan yang berat untuk menghadapi dalam suatu kebiasaan dalam masyarakat, Apalagi mengubah maindset masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan paten dalam kehidupan mereka. 

Dengan adanya suatu permasalahan yang berat ini, KOPRI PMII harus membuat gerakan secara kreatif agar menjadi panutan utama dalam masyarakat.

Hal tersebut yang perlu diubah dalam masyarakat, utamanya memberikan pandangan positif terhadap masyarakat. Peran Korps PMII Putri (Kopri) dapat dilakukan dengan memberikan pengaruh dan pandangan positif kepada masyarakat. 

Tujuannya agar masyarakat mampu mengubah maindset (pola pikir) terhadap wabah penyakit Covid-19. Segala bentuk upaya yang dilakukan pemerintah akan menjadi lebih kuat jika didukung dengan kesadaran masyarakat itu sendiri. 

Sebelum memberikan edukasi kepada masyarakat Kopri wajib mengetahui akar permasalahan dilingkungan masyarakat yang masih melanggar protokol Kesehatan. 

Dengan mendapatkan informasi yang jelas maka suatu hal yang positif akan disampaikan nanti akan sesuai dengan masalah yang ada di masyarakat. 

Contohnya, ketika ada kendala ekonomi untuk membeli masker, maka Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri memberikan masker gratis terhadap masyarakat yang kurang mampu. 

Selain itu, pandangan positif yang diberikan kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yaitu, edukasi yang jelas mengenai wabah virus corona. 

Dilingkungan masyarakat masih banyak yang belum percaya akan wabah ini, maka dari itu Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri, mengambil peran penting dalam memberikan edukasi Covid-19 yang jelas terhadap masyarakat. 

Caranya mensosialisasikan Kesehatan tentang wabah penyakit ini secara terang-terangan diruang lingkup kecil. Agar tetap mematuhi protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker).

Adanya penyebaran virus covid-19 ini perubahan pola kehidupan masyarakat berubah total. Pola kehidupan yang lebih sehat, bersih dan nyaman. 

Pola kehidupan masyarakat saat ini perlu di pertahankan karena pola kehidupan saat ini merupakan kunci dari Kesehatan yang benar dan mampu memberikan dampak yang baik untuk beberapa tahun kedepan. 

Maka dari itu, Kopri harus menjadi penggerak utama dalam mempertahankan pola kehidupan masyarakat saat ini.

Pemberdayaan masyarakat setempat pun bisa dilakukan dengan cara mengajak masyarakat untuk membersihkan lingkungan sekitar, olahraga dan kegiatan positif lainnya. 

Melibatkan masyarakat secara  langsung dapat meminimalisir penyebaran ataupun penularan wabah penyakit covid-19.(*)

Lebih baru Lebih lama