![]() |
Sosialisasi empat pilar kebangsaan Anggota DPR RI Elnino M Husain Mohi di Ponpes Al Muttaqin Taki Niode Gorontalo, Ahad (22//11/2020) |
Dalam sambutanya, Pimpinan PP Al Muttaqin Taki Niode Kota Gorontalo Ust. Ihyauddin Jazimi, M.Pd mengatakan, kunjungan Aleg DPR RI Dapil Gorontalo tersebut merupakan agenda yang bermanfaat untuk para santri, khususnya di lingkungan Pondok Pesantren Taki Niode
"Saya ucapkan terima kasih banyak kepada bapak El Nino selaku anggota DPR-RI yang telah menginisiasi kegiatanya di Pondok kami ini. Semoga kegiatan ini mendapatkan berkah dan ilmu yang bermanfaat untuk kita semua."
Sementara itu, Elnino Mohi dalam penyampaiannya mengatakan, sosialisasi ini adalah salah satu tugas serta tanggung jawab Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah memperkuat empat pilar kebangsaan, yang menjadi dasar dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara.
"Ada 720 angota MPR, yang terdiri dari anggota DPR dan DPD, harus melaksanakan kegiatan sosialisasi empat pilar ini. Diantaranya empat pilar itu ada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945. 4 Pilar ini bisa disingkat PBNU."
Ia melanjutkan, bahwa sahnya sosialisasi seperti ini mengumpulkan ratusan peserta, namun karena Covid-19, peserta harus dibatasi
"Di situasi corona seperti ini, hanya bisa menampung 20 orang saja. Sehingga dalam satu hari, Saya harus melaksanakan kegiatan ini pada 5 tempat yang berbeda. Setiap tempat berjumlah 20 orang dengan mematuhi protokol kesehatan." paparnya.
Disis lain salah satu Tokoh sepuh NU Gorontalo KH Muhyiddin Zeni mengutip Syekh Imam Al-Ghazali menyampaikan, bahwa agama dan pemerintah di ibaratkan saudara kembar. Ketika salah satu diantaranya tersakiti, maka salah satu diantaranya wajib menolong
"Syekh Imam Al Ghazali pernah berkata, agama dan pemerintah di Ibaratkan seperti saudara kembar. Jika salah satu tersakiti, maka salah satu diantaranya akan menolong. Artinya, Negara dengan agama harus sejalan", pungkas Kiai Live Streaming ini
Agenda bertajuk "Menumbuhkan Cinta Tanah Air dan Menangkal Paham Radikal dalam Keberagaman" itu diawali dengan pembacaan kalam ilahi (*)
Kontributor : Rodney Neu