![]() |
Nahdliyyin Boalemo saat menemui Sekda Boalemo, Sherman Moridu, di ruang kerjanya pada Senin (02/11/2020) |
NUlondalo.Online, Boalemo - Beredarnya surat pemberitahuan bernomor 800/Kesra/65/2020 yang ditujukan kepada suluruh camat se-Kabupaten Boalemo tentang perayaan tradisi Maulid Nabi Muhammad Saw di Kabupaten Boalemo menjadi polemik.
Pasalnya, dalam isi surat yang di tandatangani Sekretaris Daerah Sherman Moridu tersebut, dinilai multitafsir dikalangan umat Islam di Kabupaten Boalemo. Bahkan, pembuatan surat tersebut dinilai terburu-buru.
Dimana pada poin 2 dalam surat itu berbunyi; "Baik masjid di desa yang belum sempat melaksanakan secara serentak dengan masjid di Kabupaten maupun masjid besar di kecamatan tidak dibenarkan lagi untuk pelaksanaan perayaan kegiatan dimaksud baik secara nasional maupun tradisional", tulis Sekda Boalemo
Terkait surat edaran tersebut, direspon Ketua GP Ansor Boalemo Kasim Maliu melalui akun facebooknya. Dalam postinganya, Kasim menuliskan, bahwa surat edaran tersebut terkesan terburu-buru, bahkan tidak etis saat dikeluarkan.
"Poin 2 dalam himbauan ini, kalimatnya menggunakan tidak di benarkan, ini kurang etis., harus mo cek sama pak sekda dengan pak wabub, jangan sampe edaran berikut nya, akan keluar larangan seperti ini, karena itu bid'ah..
Latar belakang pemikiran sering membuat orang mengatakan hal hal demikian", tulis Kasim.
Setelah edaran tersebut viral di sosial media, Nahdliyyin Boalemo menemui Sekretaris Daerah Kabupaten Boalemo Sherman Moridu, Senin (02/11/2020).
Pertemuan tersebut disambut langsung Sekda di ruang kerjanya dan dihadiri sejumlah Badan Otonom NU di lingkungan Nahdlatul Ulama di Kabupaten Boalemo. Dimana pertemuan tersebut berkaitan beredarnya surat pemberitahuan, yang dinilai melarang perayaan maulid Nabi Muhammad Saw.
Olehnya, atas nama Pemda Boalemo melalui Sekretaris Daerah memohonkan maaf atas beredarnya pemberitahuan mengenai pelarangan maulid Nabi Muhammad Saw.
Sekda Boalemo meminta maaf atas terbitnya surat pemberitahuan larangan pelaksanaan maulid Nabi Muhammad Saw, yang diselenggarakan secara nasional dan tradisional, karena bertentang dengan edaran bupati pada tanggal 16 Oktober 2020.
Sementara itu, Sekda berjanji dihadapan Nahdliyyin Boalemo akan meninjau kembali isi surat edaran tersebut.
"Assalamu Alaikum ..setelah melakuan tabayyun bersama Pemda boalemo yang diterima langung oleh sekda Kab Boalemo,menghasilkan beberapa poin. Sekda kabupaten Boalemo meminta maaf atas terbitnya surat pemberitahuan larangan pelaksanaan maulid nabi Muhamad SAW, yang di selenggarakan secara nasional, dan tradisonal, karena bertentangan dengan edaran bupati pada tanggal 16 oktober 2020. 2. Sekda Kab Boalemo akan meninjau kembali isi surat tersebut. 3Kami juga meminta kepada Pemda Boalemo memohon maaf atas kehilafan tersebut melalaui media sosial kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh masyarakat kab Boalemo, alhamdulilah pemda Boalemo sangat koperatif dalam hal ini, dan mengakui kehilafan tersebut. Menurut penuturan pak sekda, edaran pelarangan itu lahir dengan pertimbangan orang orang orang tua yang akan melaksanakan dzikir ( Dikili) pada sisi kesehatan, karena pelaksanaan nya sampai pada pagi hari, namun karena ini menjadi sebuah tradisi, kedepan pemda tetap akan membolehkan pelaksanaanya maulid, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan", kata Sekda dikutip Kasim Maliu
Menurut Kasim, Pemda Boalemo mestinya berhati-hati dalam membaut edaran, sehingga tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Bahkan kata Kasim, keputusan yang diambil perlu di koordinasi lintas staekholder di daerah.
"Tadi pak Sekda sudah minta maaf dan akan meninjau ulang isi surat edaran. Saya berharap hal ini tidak terulang lagi dikemudian hari. Dan segala sesuatu berkaitan dengan kepentingan publik dalam hal ini Maulid Nabi, pemda perlu berkoordinasi dengan Forkopimda, agar tidak terlihat jalan sendiri dan terlihat terburu-buru", kata Kasim saat dihubungi awak Nulondalo.Online
Usai pertemuan tersebut, Ia berharap, Pemda Boalemo meminta maaf kepada tokoh agama dan adat yang ada di Kabupaten Boalemo. Sebab, pelarangan perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw telah menjadi polemik di tengah masyarakat.
Senada dengan Kasim, Ketua PMII Boalemo, Ismail Duke berharap, Sekda Boalemo perlu melakukan konferensi pers dan meminta maaf kepada Pemangku Adat, Pemuka Agama, Tokoh Masyarakat, dan semua kalangan Boalemo.
"Sebab, edaran yang beredar dari Sekda Boalemo seakan-akan tidak menghargai Tokoh Agama yang ada di Boalemo", papar Ismail
Rodney Neu