NUlondalo.Online, Nasional -Tekait Bom di
depan Gereja Katedral Makassar, Seknas Jaringan GUSDURian sampaikan press realese
pada Minggu (28/03/2021). Realise tersebut menekankan tujuh poin penting.
Berikut kutipan realese Seknas Jaringan GUSDURian:
Pada Minggu Palma
jelang Paskah yang tenang, 28 Maret 2021, kita dikejutkan dengan kabar
meledaknya bom di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Seorang
pengendara sepeda motor meledakkan diri di depan gereja. Pelaku bom bunuh diri
meninggal seketika. Sementara sepuluh petugas dan jemaat gereja mengalami
luka-luka.
Peristiwa ini
menambah catatan memilukan kehidupan toleransi di negeri ini. Hilangnya rasa
aman untuk beribadah merupakan bencana dalam kehidupan multikultural di
Indonesia. Apalagi beberapa saat yang lalu berita penolakan pendirian rumah
ibadah masih terjadi.
Berbagai
peristiwa intoleransi khususnya terkait kebebasan beragama dan berkeyakinan
melanggar hak konstitusional yang dijamin UUD 1945 Pasal 28E Ayat (1), yang
menyatakan “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali.”
Aksi bom bunuh
diri merupakan puncak gunung es dari ideologi ekstremis yang disemai oleh
sebagian kelompok yang anti keberagaman. Diperlukan kolaborasi berbagai pihak
untuk mencegah ideologi kekerasan ini merebak di tengah masyarakat. Oleh karena
itu Jaringan GUSDURian menyatakan sikap sebagai berikut
Pertama, mengutuk
keras aksi bom bunuh diri apapun motif dan ideologinya.
Kedua, meminta
pihak keamanan untuk mengusut tuntas kasus ini dan melacak pelaku hingga
jaringan yang terkait.
Ketiga, meminta
pemerintah kota makassar dan pemerintah propinsi sulawesi selatan untuk
melakukan pengamanan dan pemulihan korban pasca peristiwa serta memberikan
jaminan kepada warganya untuk bisa beribadah dengan aman.
Keempat, meminta
negara untuk lebih aktif mencegah berkembangnya ideologi ekstremis di semua
level kehidupan berbangsa dan bernegara
Kelima, mengajak
seluruh tokoh agama dan masyarakat untuk menyebar gagasan agama yang ramah,
serta memoderasi kehidupan beragama kita agar sesuai dengan ajaran agama yang
menjadi rahmat bagi semesta. Kekerasan dan kebencian bukanlah ajaran agama
manapun.
Keenam, mengajak
kepada seluruh warga untuk bersolidaritas dan tidak terprovokasi dengan
berbagai informasi yang masih simpang siur.
Ketujuh, mengajak
para penggerak GUSDURian untuk lebih giat dalam menyebarkan gagasan toleransi
seperti yang diajarkan oleh Gus Dur kepada masyarakat di akar rumput.
Koordinator
Jaringan GUSDURian
Alissa Wahid
CP: 0821 4123
2345