![]() |
Ketua Tanfidziah PWNU Provinsi Gorontalo KH Zulkarnain Suleman saat memberikan Sambutan dalam rangka Tahlil dan Doa untuk Almarhum KH Abdul Ghofur secara virtual, Sabtu (24/04/2021) |
NUlondalo.Online, Kota Gorontalo - Ketua Tanfidziah PWNU Provinsi Gorontalo, Dr KH Zulkarnain Suleman, M.Hi mengapresiasi pelaksanaan Doa dan Tahlil untuk Almarhum KH Abdul Ghofur Nawawi, yang merupakan salah satu Tokoh sepuh di Nahdlatul Ulama.
Hal tersebut disampaikan dalam pelaksanaan Tahlil dan Do'a untuk Almarhum KH Abdul Ghofur Nawawi yang digelar secara virtual, Sabtu (24/04/2021)
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Zulkarnain menyebutkan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk dilaksanakan, guna menghormati para Muasis Nahdlatul Ulama, khususnya di Gorontalo
"Adanya pemuda yang begitu progresif dalam bergerak untuk memajukan organisasi ini menunjukan bahwa, masa depan NU akan terus bersinar di masa yang akan datang," ujarnya.
Pada peringatan Harlah tersebut, kata Kiai Zul, juga dirangkaikan dengan doa, atas berpulangnya KH. Ghofur Nawawi. Di mana setahun sebelumnya, kakak dari alamarhum yang merupakan Rois Syuriyah NU telah berpulang ke rahmatullah. Olehnya Nahdlatul Ulama Gorontalo telah kehilangan tokoh terbaik.
"Dengan berpulang kerahmatullah kedua tokoh ini maka menjadi tantangan kita, generasi yang diharapkan memegang teguh ajaran Aswaja. Kitalah yang menjadi penerus para pendahulu," sebutnya.
Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang besar. Dari hal itu ia berharap, antara satu dengan yang lain saling bergandengan, untuk menjadikan organisasi tersebut utuh dan satu. Tidak ada perpecahan, baik di masa kini dan yang akan datang.
"Saya berharap sebagai Banom NU, senantiasa berada dalam satu naungan, satu komando dari kepengurusan NU," ucapnya melalui pertemuan virtual itu.
Sementara itu, pada rangkaian doa Haul KH. Ridwan Podungge atau Aba Idu, Ustad Safrudin Mahmud menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda silaturahim Nahdlatul Ulama.
Kegiatan ini kata Ustadz Safrudin, dirangkaikan dengan Haul KH. Hasyim Asy'ari, Aba Idu dan KH. Ghofur Nawawi.
"Tiga Tokoh ini merupakan sosok yang sangat berpengaruh dalam syiar NU, wabil khusus dalam pencerahan keagamaan dan kebangsaan di tengah masyarakat Indonesia, terkhususnya di Gorontalo.
"Tentunya jasa-jasa mereka yang selalu akan kita ingat," tutur Ustadz Safrudin yang juga sebagai Pembina GP. Ansor kota Gorontalo", terangnya
Ia menambahkan, dalam tradisi ke NU an, ada yang dikenal dengan istilah Manakib. Dalam Al-Qur'an ada begitu banyak Manakib yakni, kisah para nabi yang diceritakan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Allah menceritakan kisah nabi Isa, nabi Ismail dan nabi Nuh.
"Kesemuanya kisah itu dalam tradisi NU kita kenal dengan Manakib. Maka Manakib para ulama ini adalah tradisi quraniah," jelasnya.
Selain kisah para nabi, sambungnya, di dalam Al-Qur'an juga menceritakan kisah para ulama. Seperti pada kisah Ashabul Kahfi.
"Dan ini diteruskan, di jaga oleh warga NU yang diwariskan oleh para ulama NU terdahulu," imbuhnya.
Tak lupa juga ia mengingatkan agar Banom NU terus menyatukan barisan, karena sampai saat ini gerakan-gerakan mendirikan negara khilafah ala HTI masih terus bergerak.
Kata dia, hal tersebut berulang kali disampaikan kepada pemerintah bahwa, jangan hanya organisasi HTI yang dibubarkan, tapi juga membekukan gerakan di bawah tanah yang terus mengkampanyekan khilafah ala HTI.
"Mudah-mudahan kita para kader NU tidak lengah, tetap waspada, karena ini akan merusak agama dan juga kesatuan republik Indonesia," tutupnya.