Suatu ketika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akan
melakukan perjalanan Haji bersama rombongan keluarga Nahdlatul Ulama (NU) dari
Tegal. Saat tiba di bandara King Abdul Azis, para buruh bagasi pesawat atau porter saling berebut barang bawaan milik Gus Dur.
Sampai-sampai diantara para porter ada yang
saling cek-cok mengunakan bahasa arab (bahasa mereka sendiri). Diantara mereka
ada yang tidak mendapatkan bagian untuk membawa apa yang dibawa Gus Dur.
Melihat situasi itu, para jamaah asal Tegal
mengerumuni para porter yang sedang
cek-cok menggunakan bahasa Arab. Dikira sedang berdo’a, jamaah asal Tegal
mendekat dengan mengucapkan; “amiin…amiin...amiin..” di setiap akhir ucapan
salah dua porter
Gus Dur yang melihat itu merasa keheranan dan langsung
mendatangi jamaah asal Tegal yang sedang berkerumun
“Lho mengapa kalian malah berkerumun disini?
Sudah tahu itu orang sedang berebut barang bawaan dan bertengkar!”, terang Gus
Dur
Dengan riang dan entengnya jamaah menimpali.
“Mereka terdengar fasih berdoa. Apalagi mereka
menggunakan sorban. Pasti mereka semua adalah orang alim, makanya kami ikut
amini saja doa-doa mereka, Gus”
Mendengar jawaban polos jamaah, Gus Dur pun menarik
nafas dan terdiam
Redaksi
Kisah ini disabutkan dalam buku berjudul; Gus Dur Menertawakan NU, halaman 3-4