Demi Keselamatan Bangsa, Gus Aniq Ajak Populerkan Khataman Kitab Shohih Bukhori

Peringatan 100 hari wafatanya Almagfurlah KH. Abdul Ghofur Nawawi, Sabtu (31/7/2021) 


NUlondalo.Online, Pohuwato - Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Banuroja, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, KH Abdullah Aniq Nawawi mengajak kita untuk dapat mengamalkan Sholawat Nariyah dan khataman kitab Shohih Bukhori di tengah situasi sulit menghadapi pandemi Covid-19 saat ini

Ajakan itu disampaikan pada tausiyah dalam rangka memperingati 100 hari wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Almaghfurlah KH Abdul Ghofur Nawawi, Sabtu (31/7/2021) bertempat di aula pesantren, kemarin malam.

"Kepada seluruh umat Islam, khususnya yang ada di wilayah Gorontalo untuk membaca Sholawat Nariyah dan menghatamkan kitab Shohih Bukhori karangan ahli hadits (muhaddits) asal Samarkand, Uzbekistan di tengah masyarakat, wa bil khusus di lingkungan majelis taklim dan pesantren", kata pria yang akrab di sapa Gus Aniq ini 

Lebih lanjut, mantan Ketua PCINU Maroko itu mengatakan bahwa khataman sholawat nariyah sudah sangat populer di tengah masyarakat bahkan banyak dilaksanakan secara virtual. Namun untuk khataman kitab shohih bukhori, sangat jarang dilakukan baik itu di majelis taklim maupun di pesantren

"Kitab Shohih Bukhori begitu spesial dalam menghadapai situasi sulit semacam yang kita hadapi sekarang ini. Karena selain luar biasanya riyadhoh Imam Bukhori dikala mengarang kitab Shohih pertama di dunia tersebut, juga karena banyaknya saksi sejarah dan banyaknya referensi yang berseliweran terkait khasiat kitab tersebut. Salah satunya keterangan yang ada di dalam kitab Mukhtashor Ibn Abi Jamrah", tuturnya.

Bahkan, ia katakan, bagi yang mampu menyelesaikan khataman kitab tersebut di tengah kondisi seperti ini, justeru akan mendatangkan keberkahan baginya

"Di kitab Abi Jamrah disebutkan bahwa, barangsiapa yang menghatamkan kitab Shohih Bukhori ditengah kondisi sulit, niscaya kesulitan tersebut akan hilang sebab keberkahan kitab tersebut. Bahkan, aku (pengarang kitab), tidak pernah menemukan orang yang membawa kitab bukhori mengalami kecelakaan dalam perjalanan. Oleh sebab itu, kalau saya ingin ngebut ketika berkendara, saya sering bawa kitab tersebut walau tidak saya baca, tapi ini jangan ditiru ya" pungkasnya, disambut gelegar tawa oleh para jamaah yang hadir. 

Lebih lanjut, Kiai Muda itu mengisahkan, bahwa pada saat genting-gentingnya pandemi di wilayah pesantren tahun lalu, Almarhum Kyai Ghofur pernah ditanya oleh seseorang terkait doa atau amalan yang pas dikala pandemi, beliau dengan tenangnya menjawab; "tidak usah amalan yang berat-berat, cukup membaca li khomsatun dan sholawat Thibbil qulub setiap selesai melaksanakan sholat fardu. 

"Selanjutnya, putari rumah masing-masing dimulai dari arah kanan (seperti putaran jarum jam) dan setiap pojok rumah di adzani serta di iqomahi (qomati), lalu dipungkasi dengan qomat di tengah rumah" 

"Kyai Ghofur berujar hal itu bisa di praktekan pada skala yang lebih besar, seperti mengitari desa dengan menggunakan kendaraan kalu kita tidak mampu berjalan"

"Bahkan saking terkenal penguasaan gramatika arab, Kyai Ghofur pun berujar, bahwa menghatamkan Nadzom Alfiyyah Ibnu Malik yang berjumalah 1.000 bait, mempunyai khasiat yang sama dengan kitab Shohih Bukhori, yaitu melindungi dari bencana atau kesusahan", kata Gus Aniq

Di akhir kesempatan itu, ia berharap bahwa Pondok Salafiyah dan warga di serambi madinah, khususnya warga Nahdliyyin dapat menjadi pelopor utama dan mempopulerkan khataman kitab Shohih Bukhori ke seluruh pelosok Negeri.

Peringatan wafatnya pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah itu di gelar sederhana dan terbatas, mengingat pandemi covid-19. Namun agenda tersebut dapat disaksikan secara virtual oleh masyarakat umum melalui akun facebook page Pesantren dan NUtizenTV

Konstributor: Nuzha Fatra 
Editor : Hendratno Budiono
nulondalo online

Media yang dihidupi & dikembangkan oleh Jaringan Anak Muda NU Gorontalo

Lebih baru Lebih lama