![]() |
Arahan Dewan Pembina GP Ansor Kota Gorontalo KH. Muhyiddin Zeni saat menghadiri Konferensi Anak Cabang GP Ansor Kecamatan Dungingi, Selasa (17/2022). |
NUlondalo. Online, Kota Gorontalo - Dewan Pembina GP Ansor Kota Gorontalo KH Muhyiddin Zeni mengatakan,
dalam kepemimpinan Nahdlatul Ulama, utamanya GP Ansor perlu mengevaluasi sejauh
mana kepemimpinan dalam mengelola organisasi terbesar ini.
Ia menilai, kepemimpinan dalam organisasi harus dirubah,
baik dalam gerakannya maupun tindakan dalam memimpin. Sebagai pemimpin, kata
Kiai Muhiddin, harus terbuka dan adil.
“Kalau ingin sukses dalam mengelola organisasi, maka harus
terbuka, adil dan bersatu”, katanya saat memberikan sambutan pada agenda Konferensi Anak
Cabang (Konferencab) GP Ansor Kecamatan Dungingi, Selasa (17/5/2022).
Lebih lanjut, pengajar di Pesantren Al-Harakah An-Nahdliyah
Gorontalo itu menekankan bahwa sebagai anggota maupun kader organisasi jangan jadi orang hasut yang dapat memecah belah antar sesama.
“Kita jangan jadi orang yang memecah belah. Sebab
kalau orang yang menjadi pemecah atau hasut, maka ia akan turun derajatnya.
“Saya juga berharap, para anggota dan kader NU jangan jadi
pendiam. Sebab kalu pemimpinan hanya diam, maka organisasi seperti Ansor dan NU
tidak akan maju.
Agenda yang digelar di masjid Al-Jariah Kelurahan Huangotu
itu menetapkan Rahmat Nasila, ME sebagai Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Dungingi
masa khidmat 2022-2024.
Selaku ketua terpilih, ia mengungkapkan bahwa selama ini,
khususnya di kalangan generasi muda butuh wadah sosial keagamaan seperti GP Ansor dalam menguatkan
tradisi ala Nahdaltul Ulama.
“Alhamdulilah, Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan
sahabat-sahabat telah memilih saya. Dan
kehadiran GP Ansor di Dungingi ini kita bisa sama-sama menggerakannya”, katanya
Lebih lanjut, Akademisi di Universitas Bina Mandiri
Gorontalo itu mengatakan, bahwa anak muda milenial saat mulai jauh dari
kegiatan-kegiatan keagamaan. Sehingga kata ia, perlu wadah untuk menyalurkan potensi yang
dimiliki anak muda.
“Saya juga memohonkanpendampingan
dari pengurus cabang dalam menggerakan
organisasi. Terutama menyemarakan agenda –agenda keagamaan dengan pelatihan-pelatihan,
seperti pengurusan jenazah , pelatihan khutbah bagi anak muda.
“Sebab kegiatan-kegiatan keagamaan saat hanya dimotori para orang
tua, sementara anak muda kurang terlibat”