![]() |
Sekretaris Tanfidziah PCNU Kabupaten Pohuwato Risman Ibrahim, SH.I |
NUlondalo.Online, Gorontalo - Terkait berakhirnya masa
jabatan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Gorontalo dibawah
kepemimpinan Dr. Hi. Zulkarnain Suleman sebagai ketua tanfidiziah, menuai soroton dari berbagai pihak.
Pasalnya, kepengurusan PWNU masa khidmat 2017-2021 tersebut telah berakhir dan sudah dua kali mengajukan perpanjangan masa kepengurusan. Informasi
yang dihimpun redaksi, alasan perpanjangan masa kepengurusan tersebut, karena
Covid-19 yang tidak memungkinkan pelaksanaan Konferensi Wilayah (Konferwil) dilaksanakan
pada tahun 2021.
Hingga memasuki tahun ini (2022), pelaksanaan konferwil NU
tersebut tak ada tanda-tanda, kapan forum tertinggi ditingkat wilayah itu akan
digelar.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pohuwato
mendesak agar pelaksanaan Konferwil PWNU segera dilaksanakan. Kepada media ini, Sekretaris PCNU Kabupaten
Pohuwato Risman Ibrahim, S.Hi mengatakan, jika kepengurusan PWNU tidak segera
melaksanakan konferwil, hal itu akan berdampak pada program-program NU, baik
dilevel wilayah maupun cabang.
“Jika desakan ini tidak disikapi oleh kepengurusan PWNU
Gorontalo dibawah kepemimpinan Pak Zulkarnain, maka secara lembaga (PCNU
Pohuwato), kami akan menyurati dan mendesak PBNU agar segera mengambil alih
kepengurusan PWNU”, tegas Risman melalui sambungan telepon, Rabu (3/8/2022).
Menurutnya, desakan ini bukan hanya kehendak individu saja, akan tetapi hal tersebut datang dari lembaga internal PCNU Kabupaten Pohuwato sendiri
"Ketua Tanfidziah Haji Daiman Ali dan Rois Syuriah PCNU Kabupaten Pohuwato K.H Ali Mukmin juga mendukung agar PWNU Gorontalo segera melaksanakan konferwil.
Sejumlah kalangan pun menilai, kepemimpinan PWNU yang
dinahkodai Dr. Hi. Zulkarnain Suleman memicu perpecahan ditubuh NU sendiri.
Sejak adanya desakan dari PWNU untuk segera melaksanakan konfercab diberbagai
cabang, konflik PCNU di tiga cabang ‘pecah’.
Mulai dari polemik konfercab PCNU Kabupaten Boalemo yang
digelar 2 versi (versi Ketua PCNU dan Sekretaris), Konfercab PCNU Kota Gorontalo
yang diselenggarakan tanpa sepengetahuan pengurus dan Banom NU, termasuk Konfercab PCNU Kabupaten Gorontalo yang melahirkan Rois Syuriah dan
Ketua Tanfidziah terpilih, namun tidak mendapat Surat Keputusan dari PBNU.
Di sisi lain, pelemahan peran rois syuriah diberbagai jenjang kepengurusan NU pun tak luput dari berbagai soroton, utamanya datang dari Forum Alim Ulama NU Gorontalo. Forum tersebut menilai, berbagai keputusan internal dan maupun eksternal organisasi tanpa pertimbangan dan masukan pucuk pimpinan tertinggi di NU.