NUlondalo.Online, Gorontalo - Sosialisasi Literasi Digital bertajuk ; "Membangun
Kesadaran dan Keterampilan Literasi Digital untuk Generasi Digital yang
diselenggarakan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI PBNU) dan Kominfo RI menghadirkan
tiga narasumber diantaranya, Dr. Andres Kango, MA (Dekan FUD IAIN Sultan Amai
Gorontalo), Nur Laila Maksud, S.Pd (Sekretaris Fatayat NU Provinsi Gorontalo
dan juga Pegiat Media Sosial) dan Karman Adam, S.Pd (Guru dan Pengamat Media Sosial),
Rabu (24/5/2023).
Dalam pemaparan tersebut, Dr Andreas Kango, MA menceritakan beberapa kasus tentang kerentanan
keamanan digital yang pernah terjadi di lingkup masyarakat Gorontalo. Salah
satu contohnya, kata ia, kerentanan penggunaan aplikasi belanja online.
“Kasus berikutnya, adanya pemerasan ekonomi karena
tersebarnya video aib pribadi yang menyangkut hubungan gelap yang terjalin.
Efeknya, ketika video tersebut tersebar ke ranah publik, citra atau reputasi pihak
yang bersangkutan menjadi buruk dan turut berdampak pada karirnya”, paparnya.
Lebih lanjut, Andreas mengatakan, hal tersebut tidak hanya
terjadi di Gorontalo. Namun kasus lain ialah pertasan Bank Indonesia (BI) yang
menyebabkan sistim perbankan tersebut mengalami kebocoran data.
“Kasus ini mengajarkan kepada kita bahwa penggunaan media
digital tidak hanya memberikan kemudahan, namun di sisi lain cukup rentan
sehingga berpotensi disalahgunakan untuk kepentingan jahat oleh pihak tertentu.
Kesadaran kita dalam melindungi data pribadi dirasa penting guna meminimalisir
terjadinya kasus serupa kepada diri kita”, katanya.
Diakhir pemaparannya, Andreas menyampaikan pentingnya
meminimalisir resiko tersebut dengan tidak membagikan data pribadi ke internet,
menumbukan sikap kehati-hatian, tidak sembarangan membagikan kehidupan pribadi
dan terus menumbukan pemahaman kepada orang di sekitar kita agar senantiasa mewaspadai
kejahatan dalam dunia digital.
Sementara itu, Sekretaris Fatayat NU Provinsi Gorontalo Nur
Laila Maksud menyampaikan, bahwa kalangan guru sudah saatnya memanfaatkan dunia
digital untuk kepentingan pembelajaran, termasuk untuk mencari sumber materi
pelajaran bagi siswa dan siswi.
“Di kalangan pondok pesantren, perekambangan dunia digital
bisa dimanfaatkan sebagai sarana penyebaran konten pembelajaran islami dengan
menyesuaikan karakter para santri yang saat ini cenderung dominan berasa dari
generasi Z. Maka, platform media digital tidak lagi mengunggah konten islami ke
dalam bentuk tulisan atau gambar, akan tetapi sudah mengadaptasi pembuatan
konten secara visual (video) dengan durasi di bawah 10 menit. Konten yang
disajikan tidak lagi berdurasi panjang melainkan singkat dengan langsung
menghiglight poin-poin materinya saja.
Konten video juga bisa disajikan secara menarik dan dengan
mengikuti trending perkembangan social media yang memiliki kesesuaian konten
dengan materi keagamaan”, paparnya.
Di sisi lain, Karman Adam Pengamat Media Sosial mengatakan,
bahwa salah satu kejahatan siber paling banyak terjadi di Indonesia adalah
pencurian data otentik. Hal ini, kata Karman, terjadi karena masih minimnya
perlindungan data pribadi.
“Saat kita menggunakan sosial media atau aplikasi digital.
Makanya, terkadang dalam lingkungan kita, pernah kejadian adanya peretasan akun
whatsapp yang mengatasnamakan orang dekat. Bila kita lalai, data pribadi kita
akan dimanfaatkan untuk disalahgunakan dengan berpura-pura menjadi orang yang
kita kenal, dan memanipulasi diri kita mentransfer sejumlah uang’, katanya.
Selain data personal, lanjut Karman, data organisasi atau
lembaga kerap juga disalahgunakan. Semisal, dibuatkan sebuah akun sosial media
yang mengatasnamakan lembaga dan membuka open donasi yang justru tidak
diperuntukkan untuk kepentingan lembaga tersebut, tetapi untuk kepentingan
pihak tertentu demi keuntungan ekonomi.
Hal-hal ini bisa dihindari apabila kita menumbuhkan
kesadaran dan cenderung kritis bila melihat sesuatu yang membuat kita tertarik,
namun akun yang berinteraksi dengan kita terkesan ganjal.
“Kejahatan siber bisa diantisipasi dengan melakukan
penggantian password email secara berkala minimal sekali dalam tiga bulan.
Sehingga, password akun email kita cukup terjaga. Begitu pun dengan password
akun social media dan perbankan kita”, tutup Karman.
Sosialisasi yang dipandu langsung Abdul Kadir Lawero turut
dihadiri Pimpinan PP Alkhairaat Kota Gorontalo KH Abd Muin Mooduto, puluhan tenaga didik di lingkungan PP Alkhairaat Kota Gorontalo dan ribuan peserta sosialisasi dari
berbagai pondok pesantren se-Gorontalo.